HADIST
TENTANG METODE PENDIDIKAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Hadist Tarbawy
Dosen
Pengampu : H. Fakrur Rozi, M.Ag
Disusun Oleh :
Suci Sarofah (123311008)
Ahmad
Muasy Bakri (123311009)
Beni
Septa Wardana (123311011)
Dillan
Azaly Al-farozi (123311013)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
- PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting untuk tercapainya tujuan
pendidikan adalah dengan metode pendidikan yang baik dan tepat. Sehingga bisa
dibilang kedudukan sebuah metode sangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika metode yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan
sulit tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya
sebuah informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode
sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan
materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para
pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih
penting daripada materi). Oleh sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam proses
pembelajaran haruslah dipilih secara cermat dan tepat, agar hasil pendidikan dapat
memuaskan.
Terkait dengan metode pendidikan,
Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode pendidikan
yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan
sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai
islam yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para
sahabat. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-metode
pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam pendidikan islam
- RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana hadist
tentang perintah menggunakan PAIKEM ?
B.
Bagaiman hadist
tentang pembicaraan harus
jelas dan bila perlu diulang?
C.
Bagaimana hadist
tentang metode peragaan dan
demonstrasi?
D.
Bagaimana hadist
tentang metode cerita atau
kisah ?
E. Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?
E. Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?
- TUJUAN DAN MANFAAT
Meninjau rumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
A.
Mampu mengetahui
hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM
B.
Mampu mengetahui
hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
C.
Mampu mengetahui
hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
D.
Mampu mengetahui
hadist tentang metode cerita atau kisah
E.
Mampu mengetahui
hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi
- PEMBAHASAN
A.
Hadist tentang perintah menggunakan
PAIKEM
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ
بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُا (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata
Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian
perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah
mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan
janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)[1]
Pembahasan
:
Perintah Nabi di atas memberikan
pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan,
para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif
dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang
tinggal di sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan
seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru
akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit
untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang di
berikan kepada mereka[2].
Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa proses
pembelajaran harus dibuat dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan
agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan
suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka
berjalannya proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.
Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat
belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan maksimal.
B.
Hadist
pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللّهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ
رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمًا فَصْلاً يَفْهَمُهُ
كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ (رواه ابو داود)
Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya
perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan
orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)
Pembahasan :
Didalam hadist tersebut dijelaskan
diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat jelas dan mudah dipahami
oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengucapkan
sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan dya
tangkap pemikiran orang yang sedang diaajak bicara oleh beliau [3].
Analisis
:
Didalam hadist diatas, pendidik
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu proses penyampaian
materi yang akan disampaikan kepada para murid. Dengan perkataan yang jelas dan
mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik oleh para
murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun
lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkanm peserta didik yang
dihadapinya.
Perkataan yang jelas dan mudah dipahami
akan menjadi salah satu factor keberhasilan pendidikan. Diharapkan dengan
adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak didik akan dapat
menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ
بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا (رواه البخارى)
Telah
menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada
kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada
kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam, diucapkannya
tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali. (HR. Imam Bukhori)
Pembahasan :
Ada perbedaan pendapat apakah salam
termasuk syarat dalam meminta izin untuk memasuki rumah atau tidak ? Imam
Maziri berkata : bentuk permintaan izin ialah dengan cara mengucapkan
“Assalammua’alaikum, apakah boleh masuk?” kemudian ia boleh memilih antara
menyebutkan namanya atau hanya mengucapkan salam saja.
Imam Isma’il berkomentar bahwa salam itu
dilakukan secara berulang-ulang ketika meminta izin, salam dilakukan secara berulang-ulang
pada sekumpulan orang banyak yang sebagian orang belum mendengar, begitu juga
ia mengucapkan salam dan dia menyangka orang pemilik rumah belum mendengar maka
disunahkan mengulanginya kembali dua atau tiga kali. Ada perbedaan pendapat mengenai
seseorang yang mengucapkan salam tiga kali dan menyangka kalau pemilik rumah
belum mendengar, menurut Imam Malik seseorang harus menambah salamnya sapai
pemilik rumah mendengarnya, kebanyakan ulama’ dan penganut madzhab Imam Maliki
berpendapat tidak boleh menambah salam karena mengikuti dhohirnya hadist.[4]
Analisis :
Dalam hadist diatas Rasulullah SAW
menggunakan pengulangan dengan kalimat وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا Hadist ini mengindikasikan bahwa
pengajaran memerlukan banyak pengulangan. Pengulangan bahan yang telah
dipelajari akan memperkuat hasil belajar.. Nabi Muhammad SAW ketika menerima
wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan mengulang” apa yang disampaikan
oleh Jibril.
Oleh karena itu, hendaknya para pendidik
sesudah materi disampaikan kepada peserta didik diharapkan untuk melakukan
pengulangan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi penguasaan peserta
didik terhadap materi yang sudah diterima. Demikian juga halnya sebelum
memberikan materi yang baru, hendaknya para pendidik melakukan pengulangan
kembali terhadap materi sebelumnya hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali
kepada peserta didik tentang materi sebelumnya dan juga agar materi yang
sebelumnya tidak hilang begitu saja.
C.
Hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ
كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه
مسلم)
Dari
Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung
hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di
dalam syurga dan Imam Malik mengisyaratkan seperti
jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)
Pembahasan
:
Dari hadist diatas yang dimaksud
dengan ( كَافِلُ
اليَتِيْمِ) adalah mencukupi segala kebutuhannya mulai dari nafakah,
pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya adabnya. Hal
yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun
harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari أَوْ
لِغَيْره yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara
laki-laki, saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan
orang lain.[5]
Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang
hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara anak yatim.
Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau menerangkan
kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak
yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini,
para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani Rasulullah SAW dalam
menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode
pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media
pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya
penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan
mengandung beberapa
beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang berkaitan erat
dengan metode pengajaran
عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ
مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا فَلَّمَا
وَظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا
عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ
فَأَقِمُوا فِيْهِمْ وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَ كَرَ أَشْيَاءَ
أَحْفَظُهَا أَوْلاَ أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي
فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدَكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ
أَكْبَرُ كُمْ (رواه البخارى)
Dari Abi Qilabah katanya hadist dari Malik. Kami
mendatangi Rasulullah SAW Dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau
selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang
dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu
pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang yang kami tinggalkan dan
kami memberitahukannya, beliau bersabda : kembalillah bersama keluargamu dan
tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka, beliau
menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan shalatlah
sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Imam Bukhari)
Pembahasan :
Hadist ini sangat jelas menunjukkan tata
cara shalat Rasulullah kepada sahabat. Sehingga para sahabat dipesankan oleh
Rasulullah agar shalat seperti yang dicontohkan olehnya.
Maksud dari
hadist diatas adalah mengenai metode peragaan yang terdapat didalam kalimat
hadist terakhir yaitu “ Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”.
Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara
kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam[6]
Analisis :
Dari penjelasan diatas telah dijelaskan
bahwa Rasulullah melakukan metode demonstrasi tentang tata cara shalat kepada
sahabatnya. Hal dimaksudkan unntuk memperjelas tentang bagaimana tata cara
shalat yang sesuai dengan Rasulullah.
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau bagaiman memperlihatkan
sesuatu kepada peserta didik. Metode demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar
pesan yang disampaikan oleh pendidik dapat dikerjakan dengan baik dan benar
oleh peserta didik.
D.
Hadist tentang metode cerita atau kisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي
فَشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ
فَإِذَا وَهُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَـأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ
لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ حُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ
بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لّهُ فَغَفَرَ لَهُ
قَالُوْا يَارَسُوْلُ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي
كَلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرُ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya
Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan
tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia
masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba
datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena
sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku,
kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia
(haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian
Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah:
adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab :
disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)
Pembahasan
:
Ketika seorang laki-laki sedang berjlan
tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia
masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang
seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus,
lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke
sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil
mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur
kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah
memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan kepada kita
senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada hewan yang
diharamkan.[7]
Analisis
:
Hadist diatas menjelaskan bahwa
pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak
didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi
hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang mana sering
dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini
menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat
dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu
teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan karena didalamnya
mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani
serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan
dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi
kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian
ajarannya.
E.
Hadist tentang Metode tanya jawab dan diskusi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَجُلٌ يَارَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ
أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ
(رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang
laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling
berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu
(HR. Muslim)
Pembahasan :
Seorang ibu di
mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa dibanding
lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama
Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada
dalam kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak
jarang seorang ibu yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau
makan nasi karena jika hal itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam
hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan
ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian
kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya ibu
adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat mengandung,
melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.[8]
Analisis
:
Dari
penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai
starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya
ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang
memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta
didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan
siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau
pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ
أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْمَظْلُوْمًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْصُرُهُ
إِذَا كَانَ مَظْلُوْمًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ
قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهٌ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ (رواه
البخارى)
Dari
Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah
saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai
Rasulullah bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab :
“tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya
itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam Bukhari)
Pembahasan :
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa
Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam
keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : (النصر)
menurut orang arab berarti (اعانة) pertolongan, sungguh Rasulullah telah
menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya dengan mencegah dari
berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia akan melakukan
perbuatan aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara
mengqishasnya itu juga bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.[9]
Analisis
:
Diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat
hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak melakukan diskusi. Metode
diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya untuk
mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan membolehkan
mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus dilakukan
dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan
dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan
debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan
persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi
diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan dimengerti
secara bersama.
- KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hadist dan analisis
diatas , dapat dikemukakan beberapa catatan sebagai berikut :
Pertama,
segala proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dibuat dengan semudah
mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan
secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Maka untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, para pendidik dianjurkan untuk
menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan atau dikenal dengan PAIKEM.
Kedua, para pendidik
ketika dalam proses penyampaian materi harus jelas dan mudah diapahami agar
proses penyamapaian materi dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dan
apabila diperlukan pengulangan, maka hendaknya para pendidik untuk menggulangi
perkataannya kembali dengan maksud untuk menambah penguasaan peserta didik
terhadap materi.
Ketiga, para pendidik
diharapkan bisa melakukan metode peragaan dan demonstrasi dalam proses
pembelajarannya. Karena dengan menggunakan metode peragaan proses pembelajaran
akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena adanya
alat bantu penghubung dalam proses
pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar
siswa.
Keempat,
bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam
pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik
dan menjauhi hal yang buruk.
Kelima, Metode tanya
jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung
antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya
timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya
jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid
dapat mengerti.
Diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
- PENUTUP
Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam penyampaian makalah
selanjutnya semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah wacana
keilmuan dan memberi manfaaat bagi kita semua baik didunia maupun di akhirat.
Amin
[1]Juwariyah,
Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm105
[2]
Ismail SM, Strategi Pembelajaran
Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail Media Group,2008)hlm13
[3]
Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus
Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1
hlm639
[4]
Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus
Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1
hlm639
[5] Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kumpulann
Hadist Shahih Bukhari dan Muslim, (Semarang : PUSTAKA NUUN, 2012)hlm552
[8]
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm20
assalamualaikum, mas saya izin copy yaa buat bahan skripsi terimakasih wassalamualaikum
BalasHapuswaalaikumsalam...boleh silahkan mas
BalasHapusassalamu'alaikum, manfaat sekali mas. mohon maaf ijin boleh yah untuk tambahan bahan makalah
BalasHapusbermanfaat sekali mas terima kasih.
BalasHapusterimakasih bermanfaat sekali ijin kopas ya
BalasHapusbismillah izin ambil hadistnya untuk referensi skripsi
BalasHapus