EVALUASI KEGIATAN DIKLAT
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Manajemen Program Pendidikan
dan Pelatihan
Dosen
Pengampu : Dr. H.Fatah Syukur.NC., M.
Ag.
Disusun
Oleh :
Dillan Azaly Al-Farozi ( 123311013 )
Dillan Azaly Al-Farozi ( 123311013 )
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
- PENDAHULUAN
Salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap kegiatan adalah evaluasi. Apapun jenis kegiatan yang
dilaksanakan pastinya memerlukan adanya evaluasi. Dengan adanya evaluasi dalam
kegiatan, maka akan diketahui tingkat tercapainya tujuan dari kegiatan
tersebut.
Dalam konteks program pendidikan
dan pelatihan, evaluasi merupakan bagian yang harus ada dalam program tersebut.
Hal itu dikarenakan evaluasi merupakan kegiatan yang dapat mengukur tercapai atau tidaknya
keberhasilan tujuan program.
Maka dalam makalah yang sederhana
ini, akan dibahas tentang evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan.
- RUMUSAN
MASALAH
A. Apa pengertian evaluasi kegiatan diklat?
B. Apa hakikat evaluasi kegiatan diklat?
C. Apa tujuan dan manfaat evaluasi kegitan diklat?
D. Apa saja obyek evaluasi diklat?
E. Apa saja instrument evaluasi kegiatan
diklat?
F. Apa saja macam-macam evaluasi dalam
kegiatan diklat?
- PEMBAHASAN
A. Hakikat
evaluasi kegiatan diklat
Evaluasi berasal dari kata evaluation
(bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah
bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit
penyesuaian pelafalan Indonesia menjadi “evaluasi”.
Menurut Lincoln seperti dikuitp Zainal
Arifin, mengemukakan bahwa evaluasi adalah “ a process for describing an
evaluand and judging its merit and worth”. Jadi evaluasi adalah suatu
proses untuk mengegambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan
arti.[1]
Adapun menurut Sukardi dalam bukunya yang
berjudul Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan, mengemukakan bahwa
evaluasi adalah suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau
subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau
subjek tersebut.[2]
Dengan demikian, dari beberapa
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kegiatan diklat adalah suatu
proses sistematik untuk mengumpulkan data atau informasi yang bertujuan untuk
menilai tingkat keberhasilan program diklat.
B. Hakikat evaluasi kegiatan diklat
Keberdaaan evaluasi program secara
konsep terintegrasi dengan evaluasi pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat
diartikan bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar
yang lokasinya di kelas dengan guru sebagai aktor utama bersama para peserta
didik.[3]
Dalam program pelatihan evaluasi merupakan
bagian yang harus ada, sehingga keberadaan evaluasi dalam program pelatihan
sangatlah penting untuk dilakukan. Maka tidak heran, jika evaluasi harus sudah
masuk dalam perencanaan program, termasuk juga dengan pembiayaannya.
Evaluasi pada intinya bertujuan
mengukur keberhasilan program dalam segi
hasil belajar partisipan dan kualitas penyelenggaraan program. hasil
belajar partisipaan dibuktikan dengan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan partispan, yang diperkirakan sebagai akibat dari pelatihaa.
Sedangkan kualitas penyelenggaraan program terlihat dalam aspek-aspek yang
bersifat teknis dan subtantif.[4]
C. Tujuan dan manfaat evaluasi kegiatan
diklat
Dalam setiap kegiatan evaluasi,
langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Seorang guru
atau instruktur harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasidengan bijak
dan tepat.
Suatu evalusi perlu memenuhi
beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan
dalam bentuk tingkah laku, evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti
berikut: (1) Valid (2) Andal (3) Obyektif (4) Seimbang (5) Membedakan (6) norma
(7) fair (8) Praktis.[5]
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan
tujuan:
1. Untuk menunjukkan bagaimana suatu diklat
berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi
2. Untuk menentukan apakah program diklat
dapat berlanjut atau tidak
3. Untuk mendapatkan informasi perbaikan
program dilat di masa mendatang.
Adapun manfaat dari evaluasi dalam
kegiatan diklat adalah sebagai berikut:
1. Menemukan bagian-bagian pelatihan mana
yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kiurang
berhasil sehingga dibuat langkah-langkah perbaikan
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
menyumbangkan saran-saran dan penilaian terhadap program yang telah dijalankan
3. Memberikan masukan untuk perencanaan
program
4. Memberikan masukan untuk
kelanjutan,perluasan dan penghentian program
5. Memberi masukan untuk memodifikasi
program
6. Memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan penghambat.[6]
D. Obyek evaluasi kegiatan diklat
Komponen-komponen yang perlu
dievaluasi dalam evaluasi pelatihan antara lain meliputi:
1. Pencapaian tujuan dan ketepatan tujuan
Dalam evaluasi hendaknya dilakukan pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan ketetapan tujuan.
Artinya, yaitu bahwa apakah pelatihan tersebut telah mencapai tujuan yang
diharapkan dan apakah tujuan tersebut tepat sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
2. Isi atau materi pelatihan
Dalam evaluasi akhir hendaknya dilakukan pengumpulan
informasi yang berkaitan dengan isi atau materi yang dibahas selama pelatihan
berlangsung, yaitu antara lain:
a. Apakah materi yang dibahas sesuai dengan
tujuan
b. Apakah materi pelatihan terlalu
sederhana, terlalu sulit, terlalu teoritis dan lain sebagainya.
3. Narasumber atau fasilitator pelatihan
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengumpulan
informasi tentang “narasumber atau fasilitator” yang membantu proses terjadinya
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini perlu dilakukan pengumpulan informasi yang
menyangkut tentang keterampilan fasilitator, kemampuan fasilitator dalam
memfasilitasi pelatihan. Hal yang perlu dievaluasi antara lain meliputi:
a. Penguasaan dan kemampuan menggunakan
metode partisipatif
b. Penguasaan dan pemahaman terhadap materi
pelatihan
c. Kemampuan melakukan komunikasi dan
interaksi dengan peserta secara efektif
d. Kerjasama tim narasumber atau
fasilitator
e. Kemampuan penggunaan media dan saran
pelatihan secara efektif
4. Peserta pelatihan
Pengumpulan informasi tentang peserta perlu juga
dilakukan dalam evaluasi akhir untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta,
kerjasama peserta dengan peserta yang lain, kerjasama dengan fasilitator.disamping
itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kriteria peserta, apakah peserta
terlibat dalam pelatihan sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana ditetapkan
dalam kerangka acuan pelatihan, dan lain-lain.
5. Metodologi Pelatihan/Efektivitas
Pelatihan
Evaluasi pelatihan juga perlu mengumpulkan informasi
tentang penggunaan dan pemanfaatan metode dan efektivitasnya. Apakah metode
yang dipergunakan mampu mendorong keterlibatan peserta, apakah metode yang
dipergunakan cocok dengan tujuan yang diharapkan, apakah metode yang
dipergunakan sesuai dengan sifat dan isi materi pelatihan.
6. Penyelenggara/Panitia Pelatihan
Penyelenggaraan pelatihan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan yang seringkali diabaikan. Pada
umumnya, evaluasi penyelenggaraan lebih berfokus pada aspek logistik. Hal-hal
yang perlu dievaluasi antara lain meliputi:
a. Komunikasi, yaitu bagaimana
pemberitahuan atau undangan dipersiapkan oleh pihak ujian, merupakan salah satu
jenis evaluasi penyelenggara, apakah undangan jelas dan disertai dengan
informasi yang dibutuhkan, biasanya dilengkapi dengan kerangka acuan pelatihan.
b. Sarana dan prasarana pendukung pelatihan
yang meliputi tempat pelatihan, baik untuk diskusi pleno maupun untuk diskusi
kelompok, konsumsi, akomodasi, ketersedian dan kesiapan bahan-bahan yang
diperlukan oleh peserta dan narasumber, kepanitian dan lain-lain.[7]
E. Instrument evaluasi kegiatan diklat
Instrumen evaluasi kegiatan diklat
antara lain meliputi :
a. Observasi (pengamatan), yang dilakukan
untuk melengkapi informasi
b. Anedotal Record (AR), catatan pelatih
hasil pengamatan perilaku peserta yang dianggap penting untuk dipertimbangkan,
melengkapi hasil evaluasi dengan instrument lainnya.
c. Rating scale (RS),berbeda dengan AR yang
tidak terstruktur. RS dapat memberikan
prosedur yang sistematik dalam mencatat dan melaporkan hasil evaluasi,
hasil observasi yang terstruktur, dan ada tingkatan yang dipilih.
d. Checklist (CL) hampir sama dengan RS,
perbedaaannya adalah macam pilihan yang diberikan untuk dipertimbangkan. Pada
RS ada tingkatan yang harus dipilih, sedangkan pada CL yang dipilih “ya” atau
“tidak” karakteristik yang disebutkan dalam pilihan.[8]
F. Macam-macam evaluasi dalam kegiatan
diklat
Kegiatan evaluasi yang dijalankan
dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Pretes
Pretes adalah evaluasi yang
dimaksudkan untuk mengukur (a) apa yang telah diketahui oleh partisipan (entry
behavior yang tercatat sebagai nilai pretes) yang terkait dengan materi
yang akan diberikan dalam pelatihan. (b) apa yang diharapkan oleh partisipan
akan didapat dari program pelatihan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur.
Analisis terhadap hasil pretes memungkinkan program mengetahui kompetensi apa
yang telah dan belum dimiliki partisipan. Apa yang telah dimiliki oleh
partisipan merupakan aset untuk menerima dan mengembangkan lebih lanjut
pengetahuan yang akan diperoleh dari program pelatihan. Sedangkan apa yang
belum dimiliki oleh partisipan dan mereka berharap hal itu akan dapat diberikan
oleh program pelatihan merupakan learning needs yang perlu diakomodasi oleh
penyelenggara program, khususnya Steering Committee dan tim instrukutur.
2. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dijalankan di
tengah masa pelatihan, dan bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu
program pelatihan masih berjalan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan
dengan segera bila diperlukan. Selain itu juga, evaluasi formatif juga
dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah substansif, seperti kemampuan serap
bahan latihan oleh partisipan; masalah yang terkait dengan kekurang-tepatan
disain mata pelajaran; serta langkah-langkah perbaikannya untuk segera
dijalankan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur.
Evaluasi formatif dapat dijalankan lebih dari satu kali sesuai kebutuhan dan
ketersedian waktu.
3. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi
akhir program. Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi ini bertujuan yaitu
(a) untuk mengukur hasil belajar partisipan
(sebagaimana tercermin pada nilai postes)
(b) perolehan belajar partisipan (yang tercermin
pada selisih nilai postes dengan pretes)
4. Evaluasi Plan of Action
Partisipan
Pelaku evaluasi ini adalah
instruktur. Partisipan diwajibkan membuat Plan of Action (PA) pada setiap akhir
sesi mata pelajaran. PA adalah rencana partisipan untuk memanfaatkan, atau
mengaplikasikan konsep-konsep yang diajarkan pada session itu. Untuk itu, ia
harus jeli dalam menangkap konsep-konsep yang diajarkan instruktur, dan konsep
mana saja yang dapat diterapkan dalam praktik selepas masa pelatihan. Catatan
tentang PA ini dapat dikonsultasikan dengan instruktur pada setiap kesempatan
yang memungkinkan, selama masa pelatihan.
Pada akhir pelatihan, kumpulan
catatan ini merupakan bahan untuk evaluasi PA. Instruktur memeriksa kumpulan PA
setiap partisipan, dan menilai fisebilitasnya. Ukuran fisebilitas adalah tingkat
kemungkinan PA itu untuk dapat dijalankan dipandang dari segi teknis, dan
kemungkinan dampaknya pada produktivitas kerja yang bersangkutan. Selain
menilai, instruktur memberikan saran-saran perbaikan. Saran ini perlu karena
partispan diharapkan menjalankan PA-nya selepas pelatihan.[9]
5. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dilakukan oleh
partisipan sendiri untuk menilai hasil belajar yang dicapainya. Jenis evaluasi
ini tepat untuk pelatihan yang berbasis konsep belajar mandiri. Hal ini
disebabkan karena sasaran evaluasi terutama adalah pencapaian tujuan-tujuan
antara belajar, ialah tujuan-tujuan yang bersangkutan dengan upaya pendalaman
dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima di pelatihan, atas
inisiatif sendiri.
Evaluasi diri dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu Evaluasi diri terstruktur dan evaluasi diri tidak terstruktur.
a.
Evaluasi
diri terstruktur
Evaluasi diri dapat bersifat terstruktur, bila
format evaluasi disiapkan oleh program pelatihan, dan memang menjadi bagian
dari rencana evaluasi. Evaluasi diri terstruktur bertujuan untuk mengukur
capaian partisipan dalam aspek-aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperoleh dari program pelatihan menurut versi partisipan sendiri, tetapi dalam
format yang ditetapkan oleh program pelatihan.
b.
Evaluasi
diri tak terstruktur
Evaluasi diri dapat pula bersifat tak terstruktur,
terutama bila dilakukan oleh partisipan sendiri untuk mengukur apa yang telah
diperolehnya dari kegitan belajarnya, setelah menyelesaikan sesuatu mata
pelajaran stau rogram pelatihan.[10]
6. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh partisipan,
dan bertujuan menilai proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Apa yang
telah dilakukannya, apa yang berhasil, apa yang gagal, mengapa dan sebaiknya
untuk selanjutnya bagaimana.
7. Evaluasi Terhadap Instruktur
Evaluasi ini dilakukan oleh
partisipan untuk mengukur kualitas performa instruktur.
8. Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
Evaluasi bertujuan menilai kualitas
penyelenggaraan program. Pelaku evaluasi adalah partisipan. Evaluasi ini
mencakup aspek teknis dan substantive dari program pelatihan. Di dalam aspek
teknis misalnya keadaan layanan fotocopy, internet, kelancaran distribusi handout,
dan sebagainya. Di dalam aspek substantive misalnya kesesuaian matakuliah
dengan kebutuhan partisipan; di dalam matakuliah itu bagian mana yang isinya
sesuai dengan kebutuhan partisipan dan sebagainya.
Evaluasi terhadap program dapat
diadakan lebih dari sekali apabila ada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
pihak manajemen program pelatihan selama program berjalan, dan memerlukan
penilaian dari partisipan. Untuk maksud perbaikan, pihak manajemen dapat pula
menyediakan kotak saran yang menampung penilaian dan saran dari partisipan.
9. Evaluasi Pascaprogram Pelatihan
Evaluasi pascaprogram pelatihan
dijalankan setelah partisipan kembali ke pekerjaannya masing-masing. Pelaku
evaluasi adalah instruktur program pelatihan. Waktu yang tepat untuk melakukan
evaluasi ini antara 6 bulan hingga 12 bulan setelah program pelatihan berakhir.
Waktu itu ditetapkan dengan pertimbangan bahwa partisipan sudah cukup lama
kembali bekerja, sehingga bila PA dijalankan, performa dan produktivitas
diharapkan sudah dapat terdeteksi dan apat diukur.
Evaluasi ini dilakukan untuk
mengukur (a) keberjalanan Plan of Action, dan (b) produktivitas
mantan partisipan yang dianggap sebagai diklat dari perubahan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan.[11]
- ANALISIS
Evaluasi merupakan bagian yang
sangat penting dan harus ada dalam program pendidikan dan pelatihan. Oleh sebab
itu, evaluasi harus sudah masuk di awal perencanaan program.
Evaluasi dalam program pendidikan
dan pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat
keberhasilan program. Dari pelaksanaan evaluasi itu, akan didapatkan hasil atau
data informasi terkait dengan proses penyelenggaraan program.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi kegiatan
diklat nantinya akan dapat dijadikan perbaikan dan pengembangan terhadap
program, sehingga untuk program yang akan datang dapat dilaksanakan dengan
lebih baik lagi.
- KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Evaluasi kegiatan diklat adalah
suatu proses sistematik untuk mengumpulkan data atau informasi yang bertujuan
untuk menilai tingkat keberhasilan program diklat.
Dalam program pelatihan evaluasi merupakan bagian
yang harus ada, sehingga keberadaan evaluasi dalam program pelatihan sangatlah
penting untuk dilakukan.
Evaluasi pada intinya bertujuan mengukur
keberhasilan program dalam segi hasil
belajar partisipan dan kualitas penyelenggaraan program
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan:
a. Untuk menunjukkan bagaimana suatu diklat
berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi
b. Untuk menentukan apakah program diklat
dapat berlanjut atau tidak
c. Untuk mendapatkan informasi perbaikan
program dilat di masa mendatang.
Adapun manfaat dari evaluasi dalam kegiatan diklat
adalah sebagai berikut:
a. Menemukan bagian-bagian pelatihan mana
yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kiurang
berhasil sehingga dibuat langkah-langkah perbaikan
b. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
menyumbangkan saran-saran dan penilaian terhadap program yang telah dijalankan
c. Memberikan masukan untuk perencanaan
program
d. Memberikan masukan untuk
kelanjutan,perluasan dan penghentian program
e. Memberi masukan untuk memodifikasi
program
f. Memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan penghambat
Komponen-komponen yang perlu
dievaluasi dalam evaluasi pelatihan antara lain meliputi:
a. Pencapaian tujuan dan ketepatan tujuan
b. Isi atau materi pelatihan
c. Narasumber atau fasilitator pelatihan
d. Peserta pelatihan
e. Metodologi Pelatihan/Efektivitas
Pelatihan
f. Penyelenggara/Panitia Pelatihan
Instrument evaluasi kegiatan diklat
yaitu :
a. Observasi (pengamatan),
b. Anedotal Record (AR
c. Rating scale (RS),
d. Checklist (CL)
Macam-macam kegiatan evaluasi yang
dijalankan dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:
a. Pretes
b. Evaluasi formatif
c. Evaluasi sumatif
d. Evaluasi Plan of Action
Partisipan
e. Evaluasi Diri
f. Refleksi
g. Evaluasi Terhadap Instruktur
h. Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
i.
Evaluasi
Pascaprogram Pelatihan
- PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis
susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membengun sangan pedinulis harapkan guna
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
kazanah keilmuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.
2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mujiman, Haris.
2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sukardi. 2009. Evaluasi
Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara
Sukardi.
2014. Evaluasi Program Pendidikan dan
Pelatihan, Jakarta : Bumi Aksara
http://www.terangi.or.id/evaluasi-pelatihan&catid=64:pendidikan&Itemid=52&lang=id di akses pada 11 Desember 2014 pada pukul 07.30 WIB
https://goenable.wordpress.com/2014/04/03/evaluasi-program-dan-penyelenggaraan-pelatihan/
diakses 15 Desember 2014
[6] http://www.terangi.or.id/evaluasi-pelatihan&catid=64:pendidikan&Itemid=52&lang=id
di akses pada 11 Desember 2014 pada pukul 07.30 WIB
[7] https://goenable.wordpress.com/2014/04/03/evaluasi-program-dan-penyelenggaraan-pelatihan/
diakses 15 Desember 2014 pada pukul 13.00 WIB
[8] https://goenable.wordpress.com/2014/04/03/evaluasi-program-dan-penyelenggaraan-pelatihan/
diakses 15 Desember 2014 pada pukul 13.30 WIB
[9] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011, hlm 144
[10] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011, hlm 26-27
[11] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011, hlm 146-147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar