19 Mei 2015

Makalah Evaluasi Diklat


EVALUASI KEGIATAN DIKLAT
MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Program Pendidikan dan Pelatihan
Dosen Pengampu : Dr. H.Fatah Syukur.NC., M. Ag.

 

Disusun Oleh :

     Dillan Azaly Al-Farozi              ( 123311013 )





FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014




  1. PENDAHULUAN
Salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kegiatan adalah evaluasi. Apapun jenis kegiatan yang dilaksanakan pastinya memerlukan adanya evaluasi. Dengan adanya evaluasi dalam kegiatan, maka akan diketahui tingkat tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
Dalam konteks program pendidikan dan pelatihan, evaluasi merupakan bagian yang harus ada dalam program tersebut. Hal itu dikarenakan evaluasi merupakan kegiatan  yang dapat mengukur tercapai atau tidaknya keberhasilan tujuan program.
Maka dalam makalah yang sederhana ini, akan dibahas tentang evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan.

  1. RUMUSAN MASALAH
A.   Apa pengertian evaluasi kegiatan diklat?
B.   Apa hakikat evaluasi kegiatan diklat?
C.    Apa tujuan dan manfaat evaluasi kegitan diklat?
D.   Apa saja obyek evaluasi diklat?
E.    Apa saja instrument evaluasi kegiatan diklat?
F.    Apa saja macam-macam evaluasi dalam kegiatan diklat?

  1. PEMBAHASAN
A.     Hakikat evaluasi kegiatan diklat
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian pelafalan Indonesia menjadi “evaluasi”.
Menurut Lincoln seperti dikuitp Zainal Arifin, mengemukakan bahwa evaluasi adalah “ a process for describing an evaluand and judging its merit and worth”. Jadi evaluasi adalah suatu proses untuk mengegambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti.[1]
 Adapun menurut Sukardi dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan, mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek tersebut.[2]
Dengan demikian, dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kegiatan diklat adalah suatu proses sistematik untuk mengumpulkan data atau informasi yang bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan program diklat.

B.     Hakikat evaluasi kegiatan diklat
Keberdaaan evaluasi program secara konsep terintegrasi dengan evaluasi pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat diartikan bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar yang lokasinya di kelas dengan guru sebagai aktor utama bersama para peserta didik.[3]
 Dalam program pelatihan evaluasi merupakan bagian yang harus ada, sehingga keberadaan evaluasi dalam program pelatihan sangatlah penting untuk dilakukan. Maka tidak heran, jika evaluasi harus sudah masuk dalam perencanaan program, termasuk juga dengan pembiayaannya.
Evaluasi pada intinya bertujuan mengukur keberhasilan program dalam segi  hasil belajar partisipan dan kualitas penyelenggaraan program. hasil belajar partisipaan dibuktikan dengan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan partispan, yang diperkirakan sebagai akibat dari pelatihaa. Sedangkan kualitas penyelenggaraan program terlihat dalam aspek-aspek yang bersifat teknis dan subtantif.[4]

C.    Tujuan dan manfaat evaluasi kegiatan diklat
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Seorang guru atau instruktur harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasidengan bijak dan tepat.
Suatu evalusi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku, evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut: (1) Valid (2) Andal (3) Obyektif (4) Seimbang (5) Membedakan (6) norma (7) fair (8) Praktis.[5]
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan:
1.    Untuk menunjukkan bagaimana suatu diklat berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi
2.    Untuk menentukan apakah program diklat dapat berlanjut atau tidak
3.    Untuk mendapatkan informasi perbaikan program dilat di masa mendatang.
Adapun manfaat dari evaluasi dalam kegiatan diklat adalah sebagai berikut:
1.    Menemukan bagian-bagian pelatihan mana yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kiurang berhasil sehingga dibuat langkah-langkah perbaikan
2.    Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan saran-saran dan penilaian terhadap program yang telah dijalankan
3.    Memberikan masukan untuk perencanaan program
4.    Memberikan masukan untuk kelanjutan,perluasan dan penghentian program
5.    Memberi masukan untuk memodifikasi program
6.    Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat.[6]

D.    Obyek evaluasi kegiatan diklat
Komponen-komponen yang perlu dievaluasi dalam evaluasi pelatihan antara lain meliputi:
1.      Pencapaian tujuan dan ketepatan tujuan
Dalam evaluasi hendaknya dilakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan ketetapan tujuan. Artinya, yaitu bahwa apakah pelatihan tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan dan apakah tujuan tersebut tepat sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
2.      Isi atau materi pelatihan
Dalam evaluasi akhir hendaknya dilakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan isi atau materi yang dibahas selama pelatihan berlangsung, yaitu antara lain:
a.       Apakah materi yang dibahas sesuai dengan tujuan
b.      Apakah materi pelatihan terlalu sederhana, terlalu sulit, terlalu teoritis dan lain sebagainya.
3.      Narasumber atau fasilitator pelatihan
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengumpulan informasi tentang “narasumber atau fasilitator” yang membantu proses terjadinya kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini perlu dilakukan pengumpulan informasi yang menyangkut tentang keterampilan fasilitator, kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi pelatihan. Hal yang perlu dievaluasi antara lain meliputi:
a.    Penguasaan dan kemampuan menggunakan metode partisipatif
b.   Penguasaan dan pemahaman terhadap materi pelatihan
c.    Kemampuan melakukan komunikasi dan interaksi dengan peserta secara efektif
d.   Kerjasama tim narasumber atau fasilitator
e.    Kemampuan penggunaan media dan saran pelatihan secara efektif
4.      Peserta pelatihan
Pengumpulan informasi tentang peserta perlu juga dilakukan dalam evaluasi akhir untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta, kerjasama peserta dengan peserta yang lain, kerjasama dengan fasilitator.disamping itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kriteria peserta, apakah peserta terlibat dalam pelatihan sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana ditetapkan dalam kerangka acuan pelatihan, dan lain-lain.
5.      Metodologi Pelatihan/Efektivitas Pelatihan
Evaluasi pelatihan juga perlu mengumpulkan informasi tentang penggunaan dan pemanfaatan metode dan efektivitasnya. Apakah metode yang dipergunakan mampu mendorong keterlibatan peserta, apakah metode yang dipergunakan cocok dengan tujuan yang diharapkan, apakah metode yang dipergunakan sesuai dengan sifat dan isi materi pelatihan.
6.      Penyelenggara/Panitia Pelatihan
Penyelenggaraan pelatihan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan yang seringkali diabaikan. Pada umumnya, evaluasi penyelenggaraan lebih berfokus pada aspek logistik. Hal-hal yang perlu dievaluasi antara lain meliputi:
a.    Komunikasi, yaitu bagaimana pemberitahuan atau undangan dipersiapkan oleh pihak ujian, merupakan salah satu jenis evaluasi penyelenggara, apakah undangan jelas dan disertai dengan informasi yang dibutuhkan, biasanya dilengkapi dengan kerangka acuan pelatihan.
b.   Sarana dan prasarana pendukung pelatihan yang meliputi tempat pelatihan, baik untuk diskusi pleno maupun untuk diskusi kelompok, konsumsi, akomodasi, ketersedian dan kesiapan bahan-bahan yang diperlukan oleh peserta dan narasumber, kepanitian dan lain-lain.[7]

E.     Instrument evaluasi kegiatan diklat
Instrumen evaluasi kegiatan diklat antara lain meliputi :
a.       Observasi (pengamatan), yang dilakukan untuk melengkapi informasi
b.      Anedotal Record (AR), catatan pelatih hasil pengamatan perilaku peserta yang dianggap penting untuk dipertimbangkan, melengkapi hasil evaluasi dengan instrument lainnya.
c.       Rating scale (RS),berbeda dengan AR yang tidak terstruktur. RS dapat memberikan  prosedur yang sistematik dalam mencatat dan melaporkan hasil evaluasi, hasil observasi yang terstruktur, dan ada tingkatan yang dipilih.
d.      Checklist (CL) hampir sama dengan RS, perbedaaannya adalah macam pilihan yang diberikan untuk dipertimbangkan. Pada RS ada tingkatan yang harus dipilih, sedangkan pada CL yang dipilih “ya” atau “tidak” karakteristik yang disebutkan dalam pilihan.[8]

F.     Macam-macam evaluasi dalam kegiatan diklat
Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:
1.    Pretes
Pretes adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk mengukur (a) apa yang telah diketahui oleh partisipan (entry behavior yang tercatat sebagai nilai pretes) yang terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan. (b) apa yang diharapkan oleh partisipan akan didapat dari program pelatihan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur. Analisis terhadap hasil pretes memungkinkan program mengetahui kompetensi apa yang telah dan belum dimiliki partisipan. Apa yang telah dimiliki oleh partisipan merupakan aset untuk menerima dan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang akan diperoleh dari program pelatihan. Sedangkan apa yang belum dimiliki oleh partisipan dan mereka berharap hal itu akan dapat diberikan oleh program pelatihan merupakan learning needs yang perlu diakomodasi oleh penyelenggara program, khususnya Steering Committee dan tim instrukutur.
2.    Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dijalankan di tengah masa pelatihan, dan bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan masih berjalan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dengan segera bila diperlukan. Selain itu juga, evaluasi formatif juga dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah substansif, seperti kemampuan serap bahan latihan oleh partisipan; masalah yang terkait dengan kekurang-tepatan disain mata pelajaran; serta langkah-langkah perbaikannya untuk segera dijalankan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi formatif dapat dijalankan lebih dari satu kali sesuai kebutuhan dan ketersedian waktu.
3.    Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi akhir program. Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi ini bertujuan yaitu
(a)        untuk mengukur hasil belajar partisipan (sebagaimana tercermin pada nilai postes)
(b)       perolehan belajar partisipan (yang tercermin pada selisih nilai postes dengan pretes)
4.    Evaluasi Plan of Action Partisipan
Pelaku evaluasi ini adalah instruktur. Partisipan diwajibkan membuat Plan of Action (PA) pada setiap akhir sesi mata pelajaran. PA adalah rencana partisipan untuk memanfaatkan, atau mengaplikasikan konsep-konsep yang diajarkan pada session itu. Untuk itu, ia harus jeli dalam menangkap konsep-konsep yang diajarkan instruktur, dan konsep mana saja yang dapat diterapkan dalam praktik selepas masa pelatihan. Catatan tentang PA ini dapat dikonsultasikan dengan instruktur pada setiap kesempatan yang memungkinkan, selama masa pelatihan.
Pada akhir pelatihan, kumpulan catatan ini merupakan bahan untuk evaluasi PA. Instruktur memeriksa kumpulan PA setiap partisipan, dan menilai fisebilitasnya. Ukuran fisebilitas adalah tingkat kemungkinan PA itu untuk dapat dijalankan dipandang dari segi teknis, dan kemungkinan dampaknya pada produktivitas kerja yang bersangkutan. Selain menilai, instruktur memberikan saran-saran perbaikan. Saran ini perlu karena partispan diharapkan menjalankan PA-nya selepas pelatihan.[9]
5.    Evaluasi Diri
Evaluasi diri dilakukan oleh partisipan sendiri untuk menilai hasil belajar yang dicapainya. Jenis evaluasi ini tepat untuk pelatihan yang berbasis konsep belajar mandiri. Hal ini disebabkan karena sasaran evaluasi terutama adalah pencapaian tujuan-tujuan antara belajar, ialah tujuan-tujuan yang bersangkutan dengan upaya pendalaman dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima di pelatihan, atas inisiatif sendiri.
Evaluasi diri dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu Evaluasi diri terstruktur dan evaluasi diri tidak terstruktur.
a.         Evaluasi diri terstruktur
Evaluasi diri dapat bersifat terstruktur, bila format evaluasi disiapkan oleh program pelatihan, dan memang menjadi bagian dari rencana evaluasi. Evaluasi diri terstruktur bertujuan untuk mengukur capaian partisipan dalam aspek-aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari program pelatihan menurut versi partisipan sendiri, tetapi dalam format yang ditetapkan oleh program pelatihan.
b.        Evaluasi diri tak terstruktur
Evaluasi diri dapat pula bersifat tak terstruktur, terutama bila dilakukan oleh partisipan sendiri untuk mengukur apa yang telah diperolehnya dari kegitan belajarnya, setelah menyelesaikan sesuatu mata pelajaran stau rogram pelatihan.[10]
6.    Refleksi
Refleksi dilakukan oleh partisipan, dan bertujuan menilai proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Apa yang telah dilakukannya, apa yang berhasil, apa yang gagal, mengapa dan sebaiknya untuk selanjutnya bagaimana.
7.    Evaluasi Terhadap Instruktur
Evaluasi ini dilakukan oleh partisipan untuk mengukur kualitas performa instruktur.
8.    Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
Evaluasi bertujuan menilai kualitas penyelenggaraan program. Pelaku evaluasi adalah partisipan. Evaluasi ini mencakup aspek teknis dan substantive dari program pelatihan. Di dalam aspek teknis misalnya keadaan layanan fotocopy, internet, kelancaran distribusi handout, dan sebagainya. Di dalam aspek substantive misalnya kesesuaian matakuliah dengan kebutuhan partisipan; di dalam matakuliah itu bagian mana yang isinya sesuai dengan kebutuhan partisipan dan sebagainya.
Evaluasi terhadap program dapat diadakan lebih dari sekali apabila ada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pihak manajemen program pelatihan selama program berjalan, dan memerlukan penilaian dari partisipan. Untuk maksud perbaikan, pihak manajemen dapat pula menyediakan kotak saran yang menampung penilaian dan saran dari partisipan.
9.    Evaluasi Pascaprogram Pelatihan
Evaluasi pascaprogram pelatihan dijalankan setelah partisipan kembali ke pekerjaannya masing-masing. Pelaku evaluasi adalah instruktur program pelatihan. Waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi ini antara 6 bulan hingga 12 bulan setelah program pelatihan berakhir. Waktu itu ditetapkan dengan pertimbangan bahwa partisipan sudah cukup lama kembali bekerja, sehingga bila PA dijalankan, performa dan produktivitas diharapkan sudah dapat terdeteksi dan apat diukur.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur (a) keberjalanan Plan of Action, dan (b) produktivitas mantan partisipan yang dianggap sebagai diklat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan.[11]

  1. ANALISIS
Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dan harus ada dalam program pendidikan dan pelatihan. Oleh sebab itu, evaluasi harus sudah masuk di awal perencanaan program.
Evaluasi dalam program pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan program. Dari pelaksanaan evaluasi itu, akan didapatkan hasil atau data informasi terkait dengan proses penyelenggaraan program.
 Hasil yang diperoleh dari evaluasi kegiatan diklat nantinya akan dapat dijadikan perbaikan dan pengembangan terhadap program, sehingga untuk program yang akan datang dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

  1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Evaluasi kegiatan diklat adalah suatu proses sistematik untuk mengumpulkan data atau informasi yang bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan program diklat.
Dalam program pelatihan evaluasi merupakan bagian yang harus ada, sehingga keberadaan evaluasi dalam program pelatihan sangatlah penting untuk dilakukan.
Evaluasi pada intinya bertujuan mengukur keberhasilan program dalam segi  hasil belajar partisipan dan kualitas penyelenggaraan program
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan:
a.       Untuk menunjukkan bagaimana suatu diklat berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi
b.    Untuk menentukan apakah program diklat dapat berlanjut atau tidak
c.    Untuk mendapatkan informasi perbaikan program dilat di masa mendatang.
Adapun manfaat dari evaluasi dalam kegiatan diklat adalah sebagai berikut:
a.       Menemukan bagian-bagian pelatihan mana yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kiurang berhasil sehingga dibuat langkah-langkah perbaikan
b.    Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan saran-saran dan penilaian terhadap program yang telah dijalankan
c.    Memberikan masukan untuk perencanaan program
d.   Memberikan masukan untuk kelanjutan,perluasan dan penghentian program
e.    Memberi masukan untuk memodifikasi program
f.     Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat


Komponen-komponen yang perlu dievaluasi dalam evaluasi pelatihan antara lain meliputi:
a.       Pencapaian tujuan dan ketepatan tujuan
b.      Isi atau materi pelatihan
c.       Narasumber atau fasilitator pelatihan
d.      Peserta pelatihan
e.       Metodologi Pelatihan/Efektivitas Pelatihan
f.       Penyelenggara/Panitia Pelatihan
Instrument evaluasi kegiatan diklat yaitu :
a.       Observasi (pengamatan),
b.      Anedotal Record (AR
c.       Rating scale (RS),
d.      Checklist (CL)
Macam-macam kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:
a.       Pretes
b.      Evaluasi formatif
c.       Evaluasi sumatif
d.      Evaluasi Plan of Action Partisipan
e.       Evaluasi Diri
f.       Refleksi
g.      Evaluasi Terhadap Instruktur
h.      Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
i.        Evaluasi Pascaprogram Pelatihan

  1. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membengun sangan pedinulis harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah kazanah keilmuan bagi kita semua.  



                          DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mujiman, Haris. 2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara
Sukardi. 2014.  Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta : Bumi Aksara









 




            [1] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013,  hlm 5
            [2] Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm 2
            [3] Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm 6
           [4] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  2011, hlm 140
            [5] Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara,2009,  hlm. 8
[9] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  2011, hlm 144
[10] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011,  hlm 26-27
[11] Haris Mujiman, Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011,  hlm 146-147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

# Selamat Datang di Blog Saling Berbagi # Dalam Blog ini teman-teman bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan # Terimakasih Atas Kunjungannya#