19 Mei 2015

Makalah PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI MASA DEPAN DI TINJAU MENURUT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI MASA DEPAN DI TINJAU MENURUT FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas tengah semester
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Mahfudz Junaidi, M.Ag
Disusun Oleh :

                             Dillan Azaly Alfarozi                     (123311013)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2013


I.          PENDAHULUAN
Berbicara mengenai masalah pendidikan pastinya tidak akan ada habisnya karena pendidikan merupakan bagian yang vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan primer bagi setiap manusia yang nantinya akan membentuk manusia untuk hidup sempurna.
Bagi sebagian orang pendidikan hanyalah sebuah aspek konsumtif yang mana tidak dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Pandangan klasik ini dalam memahami pendidikan hanyalah sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada mereka. Dalam konteks ini, pelayanan pendidikan dipandang sebagai bagian dari public service atau jasa layanan umum dari negara kepada masyarakat yang tidak akan membawa manfaat bagi kemajuan perekonomian bangsa.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, pandangan klasik tersebut pada saat sekarang ini sudah mulai bergeser seiring dengan kesadaran, pemikiran-pemikiran filsafat dan bukti ilmiah akan peran dan fungsi vital pendidikan dalam memajukan peradaban suatu bangsa. Bahkan bisa dikatakan bahwa hampir setiap negara sekarang ini memandang pendidikan sebagai satu sektor penting dalam memajukan suatu peradaban bangsa. Sehingga sekarang ini muncullah pandangan bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan yang sangat menjanjikan baik untuk individu maupun kolektif..
Islam sendiri dalam filsafat pendidikannya juga memandang pendidikan sebagai investasi masa depan yang sangat penting bagi setiap ummatnya. Dengan pendidikan yang diperolehnya manusia akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya baik ketika kehidupan di dunia maupun nanti di kehidupan akhirat kelak. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan sedikit dikupas mengenai hakikat dan konsep pendidikan sebagai investasi masa depan dan juga pendidikan sebagai investasi masa depan ditinjau dari filsafat pendidikan islam.
II.          RUMUSAN MASALAH
A.                Apa hakikat pendidikan sebagai investasi masa depan ?
B.                 Bagaimana konsep pendidikan sebagai investasi masa depan ?
C.       Bagaimana pendidikan sebagai investasi masa depan ditinjau dari filsafat pendidikan islam ?
III.          PEMBAHASAN
A.    Hakikat pendidikan sebagai investasi masa depan
Pengertian pendidikan pada dasarnya sangat banyak macamnya. Banyak diantara para ahli yang mengungkapkan masing-masing pendapatnya, namun dari sekian banyak pengertian yang diungkapkan oleh para ahli sebenarnya mengandung arti yang sama. Pendidikan diartikan adalah salah satu usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.
Sejalan dengan pengertian diatas, maka pendidikan memiliki tujuan yang dapat dirumuskan  yaitu sebagai usaha untuk mewujudkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang tergali, terbina dan terlatih potensi intelektual, spiritual dan emosional, sosial dan fisiknya, sehingga dapat menolong dirinya dan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dengan kata lain, bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia seutuhnya (insan kamil).[1]
Terkait dengan masalah tujuan pendidikan diatas, pendidikan sering diartikan sebagai  satu sektor yang paling penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang baik secara materil maupun non materil. Semakin tinggi pendidikan sesorang maka akan semakin tinggi tingkat kualitas hidupnya terutama dalam hal kesejahteraan hidupnya di dunia.
Kita dapat melihat, bahwa pada umumnya semakin berpendidikan seseorang maka semakin tinggi pendapatannya. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap hidup (attitude to life) yang mana diperoleh melalui pendidikan.[2] Sebagai contoh di Negara Amerika misalnya, bahwa seseorang yang berpendidikan doctor (S3) berpenghasilan rata-rata per tahun sebesar 55 juta dolar, sedangkan master (S2) 40 juta dollar, dan sarjana (S1) 33 juta dollar. Sementara itu lulusan pendidikan lanjutan hanya berpenghasilan rata-rata 19 juta dollar per tahun.
Contoh di Negara Amerika telah membuktikan bahwa pendidikan adalah “jimat” yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang. Hal senada juga diungkapkan oleh Schumacher, ia menganggap bahwa pendidikan adalah sumber daya yang terbesar. Karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya.[3]
Dari alasan itulah, para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia dimasa depan yang dapat memberi manfaat monoter ataupun nonmonoter. Manfaat monoter dari pendidikan adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan yang berada di bawahnya sedangkan manfaat nonmonoter  adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan yang lebih baik.
Cohn (1979) mengartikan investasi sebagai “Upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang. Investasi sendiri tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk menghasilkan keuntungan dimasa depan, tetapi juga mencakup kualitas manusia berupa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Makna investasi ini memiliki arti yang relevan dengan pendidikan, karena dengan adanya pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan serta sikap seseorang akan semakin positif dan bertambah. Siapa saja yang berinvestasi melalui pendidikan akan merasakan atau memetik manfaatnya di kemudian hari atau di masa depan.[4]
Oleh karena itulah, pendidikan merupakan investasi yang sangat penting dalam menghadapi masa depan dunia secara global. Karena pendidikan menciptakan keajaiban dan perubahan baik untuk diri sendiri, masyarakat maupun Negara dan bahkan dunia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nelson Mandela (Pejuang Anti Apartheid) dari Afrika Selatan “Education is the most powerful Weapon which you can use to change the world

B.      Konsep pendidikan sebagai Investasi masa depan
Telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa pendidikan adalah sebuah investasi masa depan yang sangat menjanjikan. Karena pendidikan dapat memberikan manfaat dan perubahan baik bagi diri sendiri dan masyarakat maupun bagi bangsa dan Negara.
Sebetulnya, konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as investement) sendiri telah ada sejak lama dan sekarang ini perkembangannya semakin pesat. Bahkan hampir setiap Negara semakin menyakini bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya.
Maksud dari pendidikan sebagai investasi adalah penanaman modal dengan cara mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan. Adapun pendidikan sebagai investasi bertujuan untuk memperoleh pengembalian ekonomi (rate of return) yang lebih baik di masa mendatang yang dihasilkan melalui pendidikan tersebut.[5]
Di beberapa Negara maju, pendidikan selain sebagai aspek konsumtif, juga diyakini sebagai investasi modal manusia (human capital investment) dan menjadi ”leading sektor” atau salah satu sektor utama. Oleh karenanya perhatian pemerintah  terhadap pembangunan sektor ini berjalan dengan sunguh-sungguh. Misalnya dengan komitmen pemerintah dalam memberikan anggaran pada sektor pendidikan tidak kalah dengan sektor yang lainnya, sehingga keberhasilan dalam investasi pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap kemajuan pembangunan nasional.
Konsep tentang investasi sumber daya manusia (human capital investment) yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi (economic growth), sebenarnya telah mulai dipikirkan sejak zaman Adam Smith (1776), Heinrich Von Thunen (1875) dan para teoritis klasik lainnya sebelum abad ke 19 yang menekankan pentingnya investasi keterampilan manusia. Pemikiran ilmiah ini baru mengambil tonggak penting pada tahun 1960-an ketika pidato Theodore Schultz pada tahun 1960 yang berjudul “Investment in human capital” di hadapan The American Economic Association merupakan peletak dasar teori human capital modern. Pesan utama dari pidato tersebut sederhana bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga merupakan suatu investasi.
Schultz (1961) dan Deninson (1962) kemudian memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan manusia sebagai fokus intinya telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja.
Secara sederhana sumber daya ekonomi suatu Negara dapat dipilah menjadi dua, yaitu modal dan tenaga kerja yang keduanya bersifat tangible. Modal mencakup uang, tanah atau sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu Negara, sedangkan tenaga kerja merupakan faktor produksi sesudah modal yang kadang disebut modal insani (human capital). Modal insani memegang peran yang teramat vital dalam faktor produksi, karenanya dikenal dengan investasi sumber daya manusia (human capital investement) dengan harapan mendapatkan modal insani yang berkualitas. Ketersediaan faktor modal tidak menjamin suksesnya pengembangan ekonomi bila tidak diiringi dengan kualitas SDM. Kualitas sumber daya manusia sendiri tidak selalu tercemin dalam keterampilan dan fisik manusia saja akan tetapi juga pendidikan, pengetahuan, pengalaman atau kematangan dan sikap atau nilai-nilai yang dimiliki. Berkaitan dengan unsur yang terakhir, pakar ekonomi memandang pentingnya “etos” dari human capital. Etos dalam pengertian sosiologis adalah “sekumpulan ciri-ciri budaya, yang dengannya suatu kelompok membedakan dirinya dan menunjukkan jati dirinya berbeda dengan kelompok yang lain”.
Definisi lain menyebutkan sebagai “sikap dasar seseorang atau kelompok orang dalam melakukan kegiatan tertentu “. Etos dapat bersumber dari nilai-nilai keagamaan ataupun hasil dari perbincangan, pemikiran refleksi atau pengalaman yang melalui proses yang mungkin cukup panjang dan pada akhirnya dapat diterima oleh individu atau kelompok. Ada yang perlu digarais bawahi yaitu bahwa etos tidak sekedar pengakuan terhadap nilai-nilai tertentu, akan tetapi juga benar-benar diyakini dan diamalkan secara konsekuen yang pada akhirnya menimbulkan dampak sosial secara nyata.[6]
Investasi sumber daya manusia (investment in human capital) merupakan salah satu bentuk investasi yang dilakukan dalam bidang pendidikan. Proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga merupakan suatu investasi. Pihak-pihak yang melakukan investasi dalam bidang pendidikan mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dengan mengenyam pendidikan yang diharapkan nantinya akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan diharapkan melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan dalam bekerja melalui pendidikan, sehingga hasil kerja mereka lebih dihargai karena memang lebih baik[7].
Maka harus diakui bahwa pengembangan sumber daya manusia dalam suatu Negara adalah unsur pokok bagi kemakmuran dan pertumbuhan suatu Negara. Investasi dalam bentuk modal manusia mempunyai nilai balikan yang lebih besar daripada modal fisik. Sehingga tidak ada Negara di dunia ini yang mengalami kemajuan pesat dengan dukungan SDM yang rendah pndidikannya. Jadi kalau kita mengharapkan kemajuan pembangunan dengan tidak menjadikan modal manusia (sektor pendidikan) sebagai prasyarat utama, maka sama saja kita seperti ”pungguk yang merindukan bulan”.
C.    Pendidikan sebagai investasi masa depan ditinjau dari filsafat pendidikan islam
Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya, baik personal maupun kolektif. Pendidikan juga merupakan suatu upaya manusia untuk memanusiakan dirinya dan membedakannya dengan makhluk yang lain. Dengan pendidikan manusia akan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik dan bahagia. Hal inilah yang menjadikan pendidikan sangat penting bagi setiap manusia.
 Terkait dengan pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, menyebabkan banyak dari kalangan filosof menganggap pendidikan sebagai investasi yang sangat menguntungkan di masa mendatang. Melalui pendidikan inilah segala potensi yang dimiliki manusia bisa dikembangkan dan ditingkatkan yang mana nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi masa depan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kemaslahatan ummat.
Para filosof barat misalnya mempunyai pandangan tersendiri tentang pendidikan sebagai investasi. Mereka menganggap bahwa pendidikan merupakan investasi yang sangat menguntungkan bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa. Pendidikan diarahkan untuk melahirkan individu-individu pragmatis yang bekerja untuk meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memakmurkan diri, perusahaan dan Negara. “Gelar” dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Pandangan pendidikan seperti ini hanya akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab. Sehingga menyebabkan adanya kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan moral serta akhlak kehidupan seseorang.
Pandangan filosof barat seperti diatas sangatlah berbeda sekali dengan pandangan filsafat pendidikan islam tentang pentingnya pendidikan yang dijadikan sebagai investasi bagi setiap manusia. Islam sebenarnya sangatlah mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan kehidupan yang maju dengan dilandasi sosial yang bermoral.
Islam memiliki pandangan yang lebih komprehensif dan integratif tentang pendidikan. Dalam islam pendidikan bukan hanya dipersiapkan untuk kehidupan dunia saja tetapi juga untuk kehidupan di akhirat kelak. Pendidikan dalam islam disamping mengajarkan aspek-aspek agama dan akhlak, juga menumpukkan perhatian yang lebih untuk berkhidmat kepada ilmu pengetahuan umum dan penyelidikan ilmiah. Perhatian kepada ilmu pengetahuan umum inilah yang nantinya akan menjadi modal hidup manusia di kehidupan dunia. Hal ini diakui oleh Ibnu Kholdun bahwa ketika zaman dahulu banyak orang Arab belajar ilmu pengetahuan untuk memegang profesi. Sejarah islam juga menunjukkan bahwa orang-orang islam menaruh perhatian terhadap urusan dunia, dan sumber-sumber kehidupan sezaman. Islam tidak hanya menaruh perhatian kepada salah satu diantara dunia dan akhirat saja tetapi islam menaruh perhatian kepada kedua-duanya sekaligus. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah :
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا, وَاعْمَلْ لِأَخِرَتَكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتَ غَدًّا
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engaku akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”[8]
Terkait dengan pendidikan sebagai investasi di masa mendatang, sebenarnya islam telah menjadikan pendidikan sebegai modal utama bagi setiap manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah fil ardh. Allah telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya guna sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan di dunia sebagaimana dalam Al-Qur’an  surat At-Taubah ayat 122 disebutkan:

  Disini dapat dipahami bahwa dengan mencari pengetahuan manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah yang bertaqwa dan juga dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah fil ardh dengan baik. Selain itu juga manusia memproleh tingkatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya baik tingkatan di kehidupan dunia maupun diakhirat kelak. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang lebih tinggi. Al-Qur’an dalam surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan  :

Tingkatan yang lebih tinggi dari apa yang akan di dapatkan manusia baik itu kehidupan di dunia maupun akhirat membuat pengetahuan menjadi sangat penting bagi setiap manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan dapat mengetahui mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah, yang membawa manfaat dan mana yang membawa mudharat.
Proses manusia dalam mencari dan mendapatkan pengetahuan itu tentunya melalui sebuah kegiatan yang lazim dikenal dengan pendidikan. Melalui pendidikan inilah setiap manusia akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dari pendidikan manusia dapat menjalani kehidupan semasa di dunia dan di akhirat nantinya dengan lebih meningkat dan lebih baik.
Imam Syafi’i mengatakan :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ
“Barang siapa yang menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya maka harus dengan ilmu”. [9]
Dari sinilah islam menekankan betapa pentinganya pendidikan bagi setiap manusia karena pendidikan adalah modal utama bagi manusia untuk mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan pendidikan yang diperolehnya manusia dapat menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan juga dapat menjalankan tugasnya di dunia sebagai khalifah fil ardh dengan baik.
IV.          KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan bukan hanya dijadikan sebagai aspek konsumtif semata-mata tetapi pendidikan dapat dijadikan sebuah investasi yang sangat berharga bagi kehidupan di masa yang akan mendatang. Siapa saja yang berinvestasi melalui pendidikan akan merasakan atau memetik manfaatnya di kemudian hari atau di masa depan. Karena pendidikan dapat menciptakan keajaiban dan perubahan baik untuk diri sendiri, masyarakat maupun Negara dan bahkan dunia.
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as investement) adalah penanaman modal yang dilakukan dengan cara mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengembalian ekonomi (rate of return) yang lebih baik di masa mendatang yang dihasilkan melalui pendidikan.
Pendidikan sebagai investasi masa depan dalam pandangan filsafat pendidikan islam bukan hanya untuk mendapatkan kebaikan di kehidupan dunia saja, akan tetapi lebih dari itu yaitu akan mendapatkan kebaikan baik di kehidupan dunia maupun di akhirat kelak. Dengan diperolehnya pendidikan maka manusia dapat menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan juga dapat menjalankan tugasnya di dunia sebagai khalifah fil ardh dengan baik.
V.          PENUTUP
Demikianlah makalah yang bisa kami sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pada khususnya pemakalah sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaubany, Muhammad Omar at-Toumy. 1975. Falsafah Pendidikan islam, terj. Hasan Langgulung. Jakarta : Bulan Bintang
Makin, Baharuddin dan Moh. 2009. Pendidikan Humanistik. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran dan pemikiran pendidikan islam dan barat. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Uhbiyati , Nur. 2002. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang : Pustaka Rizki Putra
Wahid, Abdul. 2008. Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam. Semarang : Need’s Press
Pramono, Muh Fajar. (Muharram-Jum.Tsaniah 1433).“Studi Pola Komunikasi Pemerintah dan Pesantren dalam Pembangunan”, dalam IJTIHAD Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, Vol 6, Nomor 1 Gontor, Institut Studi Islam Darussalam










 



[1] Abuddin Nata, Pemikiran dan pemikiran pendidikan islam dan barat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012 hlm 88

[2] Baharuddin dan Moh.Makin, Pendidikan Humanistik, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2009 hlm110
[3] Abdul Wahid, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang : Need’s Press, 2008 hlm128
[5] Abdul Wahid, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang : Need’s Press, 2008 hlm 13
[6] Muh Fajar Pramono, “Studi Pola Komunikasi Pemerintah dan Pesantren dalam Pembangunan”, dalam IJTIHAD Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, Vol 6, Nomor 1 (Muharram-Jum.Tsaniah 1433), Gontor, Institut Studi Islam Darussalam, hlm155
[8] Muhammad Omar at-Toumy Al-Syaubany, Falsafah Pendidikan islam, terj. Hasan Langgulung, Jakarta : Bulan Bintang, 1975 hlm416
[9] Nur Uhbiyati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2002 hlm 57

1 komentar:

  1. Masa depan pengembangan uang khususnya fintech p2p lending sangat menarik memang untuk disimak. terus kalo di indonesia apakah bisnis model p2p lending dapat bertahan? atau memang bisa menjadi bisnis yang disruptif?
    Masa depan peer to peer lending

    BalasHapus

# Selamat Datang di Blog Saling Berbagi # Dalam Blog ini teman-teman bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan # Terimakasih Atas Kunjungannya#